Pendapat Tentang Model-model mental sehat

Gordon Allport (1897-1967)

Teori-teori Allport telah memberi definisi manusia yang dipandang secara positif. Teorinya memberi suatu makna bagi orang yang mempelajarinya yaitu tentang sebuah pendangan yang baik dengan demikian teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuha harapan. Hal tersebut nampak dari teorinya yang menyatakan bahwa ”gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Maka manusia diarahkan untuk menerima dirinya sebagai pribadi yang positif. Ini menjadi kekuatan dan kelebihan dari teori Allport karena secara umum memandang diri secara positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi yang sehat.
Namun dilihat lebih mendalam lagi teori-teori Allport ini memiliki kelemahan yang menurut saya sangat menyimpang dari realita kehidupan sehari-hari. Allport menyatakan bahwa kepribadian-kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma-trauma dan konflik-konflik masa kanak-kanak. Allport seperti tidak menyadari bahwa selalu ada makna di balik peristiwa juuga dalam trauma ataupun konflik dan makna tersebut dapat membangun seseorang menjadi matang. Mungkin memang yang saya ungkapkan ini merupakan aliran yang berbeda dengan aliran Allport dalam aliran psikologi. Namun memang pada kenyataanya banyak orang dewasa bercermin pada masa kanak-kanaknya untuk memperoleh kematangan dalam perkembangannya.
Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Saya sedikit meragukan pernyataan ini karena bagi saya kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat tetap berhubungan meskipun berbeda. Seseorang yang memiliki kepribadian yang neurosis akan selalu diusahakan untuk menjadi pribadi dimana di dalam prosesnya akan selalu tertuju pada pribadi yang sehat. Kemudian kepribadian neurosis akan dilihat sebabnya dari masa lalu ketika ia masih memiliki ‘sedikit atau banyak’ kepribadian yang sehat. Bagaimana ia dari seseorang yang normal menjadi seseorang dengan kepribadian yang neurosis. Dalam tori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang. Hal ini bagi saya sangat tidak tepat, karena realita yang terjadi adalah kesehatan psikologi sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu dan pengalaman itu menjadi dasar atau acuan dalam melihat kesehatan psikologi seseorang. Bagaimana mungkin seseorang yang tidak memiliki kesehatan psikologi terganggu dapat disembuhkan apabila tidak diketahui penyebabnya. Bahkan sering kali pengalaman pada masa lalu yang belum teratasi diulang kembali untuk diselesaikan agar psikologi seseorang menjadi sehat.
Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi . Dalam teori Allport antisipasi-antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Hal ini berarti teori Allport telah membantu kita untuk menentukan langkah-langkah yang digunakan mengantisipasi kemungkinan yang ada. Maka inilah yang desebut Allport dengan memandang ke depan berarti kita melihat dan memperhitungkan perkembangan psokologis kita. Dengan demikian kita berusaha untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan mengganggu perkembangan kesehatan psikologis kita.
Ketika saya membaca teori-teori Gordon Alport ini saya menangkap bahwa teori-teori yang diungkapkan Allport ini merupakan bentuk kekecewaanya pada Freud saja. Sehingga dapat dikatan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud. Tentu saja hal ini menyebabkan nilai obyektif pada teorinya berkurang. Maka bagi orang yang mempelajari teori-teori Allport ini harus dapat melihat dari sisi yang lebih cermat dan obyektif.

Carl Gustav Jung
Jung juga merupakan pakar psikologi yang memulai teorinya dari pengalaman pribadinya. Dari pengalamannya tersebut ia justru secara sadar menyerahkan dirinya kepada ketidak sadaran dan terbentuklah konfrontasi dengan ketidaksadaran.
Dalam pendekatannya terhadap kepribadian Jung menyatakan bahwa kekuatan-kekuatan ketidaksadaran yang lebih dalam dan tersembunyi bukan hanya pengalaman yang dikumpulkan manusia dalam hidup, tetapi juga pengalaman-pengalaman yang telah dikumpulkan oleh semua anggota spesies manusia dan nenek moyang binatangnya.. Dari pernyataan tersebut kemudian pertanyaan yang timbul dalam benak saya adalah lalu bagaimana dengan ”manusia yang unik”. Karena menurut saya pernyataan tersebut menciderai keunikan manusia dimana semua manusia yang hidup di bumi ini secara individu sepenuhnya berbeda apabila dipandang dari motivasi diri masing-masing, sedangkan dalam teori tersebut dalam sifat ketidaksadaran manusia terdapat turunan nenek moyang.
Secara pribadi saya mengkritisi pernyataan yang menyatakan bahwa kita harus menghadapi ketidaksadaran, seperti yang dilakukan Jung, dengan berani, terbuka, tanpa syarat atau rintangan. Jung menyerahkan diri sepenuhnya kepada ketidaksadaran sedangkan dalam hidup ini harus ada kontrol yang artinya kita tidak berpasrah atau memberikan hidup kita begitu saja pada ketidaksadaran karena kita harus memiliki kontrol diri yang membuat sikap kita menjadi lebih baik. Apa bila dikaitkan dalam teori psikoanalisa Freud, dalam diri manusia masih ada Superego yang menimbang baik dan buruknya suatu prilaku yang akan kita munculkan. Maka penyerahan diri pada ketidaksadaran tetap harus ada batas dan kontrol. Jung sendiri tidak menentang domonasi atau kontrol kepribadian oleh ketidak sadaran namun bagi saya yng perlu dicermati adalah sejauh mana ketidaksadaran tersebut mengontrol kepribadian kita. Apabila ketidaksadaran secara penuh mengontrol keprbadian manusia maka akan sangat membahayakan manusia itu sendiri.

Refleksi
Dalam teori yang dikemukakan oleh Jung ini yang paling mengena bagi saya sebagai seorang calon konselor adalah teori yang menggambarkan perkembangan kepribadian dalam empat fase terutama masa kanak-kanak dan masa remaja karena konsntrasi konselor memang pada masa-masa tersebut. Dengan demikian sebagai calon konselor saya dapat lebih mempersiapkan diri dalam menangani konseli terutama yang berhubungan dengan konselor karena dalam hal ini saya mempelajari tahap-tahap kesehatan mental menurut Jung. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan saya karena menunjang profesi saya. Masa sekolah atau masa anak-anak dan remaja merupakan masa yang rawan dan masa yang penting bagi pertumbuhan seseorang maka saya harus mencari lebih banyak lagi informasi yang sekiranya dapat membantu perkembangan konseli lebih optimal. Dengan demikian saya dapat memberi layanan yang tepat pada konseli.

Carl Rogers
Seperti Gordon Allport, Carl Rogers juga memiliki pengalaman pribadi yang mempengaruhi hidupnya yang kemudian berkembang menjadi teorinya dalam dunia psikologis. Ketika Rogers berusia 20 tahun ia mengalami penemuan baru dalam dirinya di mana ia tidak lagi terikat oleh masa lalunya yang diperoleh dari orangtua, agama dan lingkungannya. Ketika itu Rogers menjadi diri sendiri. Pengalaman ini membawa Rogers untuk menemukan tori kepribadian sehat yaitu aktualisasi diri.
Secara pribadi saya sangat terkesan dengan kesimpulan dan teori-teori yang dinyatakan oleh Rogers. Dalam teorinya Rogers sungguh menghargai keunikan diri seseorang dan kekuatan seseorang. Segala sesuatu yang diterapkan Rogers dalam membantu kliennya berpusat pada diri klien itu sendiri. Rogers mengembangkansuatu metode terapi yang menempatkan tanggung jawab utamanya pada perubahan pribadi klien bukan pada ahli terapi. Dari hal ini dapat dilihat bahwa Rogers sangat mengutamakan klien dan ia juga menghargai kodrat manusia. Metode terpusat pada klien ini menganggap bahwa individu yang terganggu memiliki suatu tingkat kemampuan dan kesadaran tertentu .
Teori seperti ini sangat cocok dengan dunia dan konseling. Segala bantuan atau bimbingan konseling yang diberikan pada konseli adalah terpusat pada konseli itu sendiri. Konselor hanya membantu dan segala kegiatan dalam bimbingan itu bertujuan untuk merubah perilaku konseli agar menjadi lebih baik. Dalam konseling juga sangat menghargai kekuatan-kekuatan yang ada pada diri konseli untuk merubah diri konseli menjadi lebih baik. Keputusan-keputusan yang diambil juga merupakan keputusan konseli.
Saya tertarik dan setuju tentang pandangan Rogers yang menyatakan bahwa kepribadian harus diperiksa dan dipahami melalui segi pandangan pribadi klien dan pengalaman-pengalaman subjetivitasnya sendiri. Saya merasa teori ini sangat tepat dalam mengatasi kesehatan mental yang bermasalah. Namun hal ini masih sangat sulit diterapkan karena seringakali terapis atau konselor cenderung melihat permasalahan kliaen dari pandangannya sendiri yang sudah tentu pandangan terapis atau konselor ini pasti sedikit banyak berbeda dengan subjektivitas klien dan terapis atau konselor ini sering mamaksakan pandangan tersebut. Maka untuk melihat permasalahan klien dari kaca mata klien itu sendiri merupakan tantangan bagi terapis atau klien.
Bagi Rogers oarang yang memiliki kesehatan mental adalah orang yang dapat mengaktualisasikan diri. Bagi saya pandangan ini benar karena orang yang tidak memiliki gangguan mental berarti ia dapat menerima diri dan lingkungannya serta ia dapat menunjukan atau menaktualisasikan dirinya. Selain itu orang yang memiliki kesehatan mental juga memiliki dorongan atau motivasi untuk berkembang seta memiliki fungsi sepenuhnya terhadap diri sendiri.
Namun demikian ada yang membuat saya bingung yaitu pada lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya. Rogers menyatakan salah satunya adalah perasaan bebas. Yang saya bingungkan adalah untuk menjadi orang dengan mental sehat berarti orang itu haru dapat mengaktualisasikan diri dan ini berarti merupakan tuntutan dimana seseorang dapat dikatakan berkepribadian sehat. Maka apabila seseorang masih dituntut sesuatu untuk mencapai tujuan maka bagaimana bisa orang tersebut dapat memiliki perasaan bebas?

Victor Fankl
Sebelum membaca teori-teori Victor Fankl tentang kesehatan mental saya justru sangat terkesan dengan pengalaman Frankl dimana ia berusaha sangat keras dalam menjalani kehidupan yang berat dan penuh dengan kepedihan. Dalam keadaan kehilangan segalanya Fankl justru mencari makna kehidupan, bagi saya hal ini sungguh luar biasa. Frankl menemukan makna-makna kehidupan yang mendorongnya menjalani kehidupan yang berat dan penuh rintangan bahkan ia menemukan hidup yang lebih baik. Bagi saya inilah contoh orang yang sehat, di mana ia tidak berhenti pada keputusasaan namun menemukan “sesuatu” yang sangat berguna bagi dirinya sendiri dan bagi ilmu psikologi dunia.
Dalam teorinya tentang kodrat eksistensi manusia yang sehat Frankl percaya bahwa hakikat dari eksistensi manusia terdiri dari tiga faktor yaitu spiritualitas, kebebasan, dan tanggung jawab. Frankl tida memisahkan ketiga faktor tersebut sebagai bagian yang terpisah namun sebagai sesuatu yang saling melengkapi dan berkesinambungan. Saya setuju dengan hal ini. Terutama perhatian saya tertuju pada kebebasan dan tanggung jawab. Menurut saya kebebasan sangat berkaitan dengan pilihan, maka seseorang yang sehat dapat menggunakan kebebasannya dalam menentukan pilihannya secara individu. Namun tidak berhenti pada kebebasan memilih saja, dalam hal ini masih ada tanggung jawab di mana seseorang yang sehat tersebut juga mempertimbangkan sesuatu yang telah menjadi pilihannya tersebut.
Frankl juga menyatakan satu dorongan yang mendasar yaitu kemauan akan arti. Saya melihat dari pengalaman hidup Frankl bahwa “arti” terutama arti kehidupan sangat penting. Frankl menyatakan teori ini tidak sekedar teori saja namun berdasarkan pengalaman yang ia alami sendir, Maka menurut saya kemauan akan arti ini sungguh patut diterapkan bagi siapapun. Meskipun terjadi peristiwa yang sangat buruk apabila ditemukan arti dari peristiwa tersebut maka peristiwa itu akan menjadi peristiwa yang berharga dan hidup menjadi lebih baik.

Tinggalkan komentar